Jakarta – MotoGP Mandalika 2024 menghadapi sejumlah tantangan: pertama, pembayaran hosting fee sebesar Rp 231 miliar yang mengalami kendala. Kedua, permintaan tiket balapan yang sangat rendah. Khusus untuk masalah kedua, apa gerangan biang keroknya?
Per 29 Agustus 2024, panitia mencatat total tiket yang sudah dibeli penonton baru mencapai 6.360 tiket. Padahal, targetnya 80 ribu tiket. Kondisi itu tentu akan berdampak pada penurunan atmosfer di sirkuit saat balapan berlangsung.
Chairman MotoGP Mandalika sekaligus Direktur Komersial ITDC, Troy Warokka menjelaskan, tingginya biaya akomodasi menjadi penyebab utama mengapa peminat MotoGP Mandalika 2024 sangat rendah. Bahkan, kenaikan harganya bisa berkali-kali lipat.
“Yang paling menonjol dan jadi isu tahunan adalah tingginya harga akomodasi. Kami mengimbau seluruh pelaku wisata, bahwa semua boleh bisnis karena dampaknya bagus, tapi harus logis sehingga komentar turis terhadap akomodasi positif, bukan negatif. Apalagi ini era media sosial,” ujar Troy, dikutip Kamis (4/9).
Dia kemudian membandingkan MotoGP Mandalika dengan MotoGP Sepang. Menurutnya, ongkos akomodasi MotoGP Mandalika setara dengan ongkos seluruh keperluan penonton selama 3 hari 4 malam di MotoGP Sepang.
Itulah mengapa, jangan heran seandainya penonton Indonesia lebih memilih datang ke Malaysia ketimbang menyaksikan balapan di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dia harap, kondisi tersebut bisa segera dibenahi.
“Kemarin mendapat warning dari Pak Gubernur dan kepala dinas bahwa ini harus dikendalikan, karena NTB paling dirugikan kalau harga-harga itu tinggi. Karena apa? Turis hanya akan datang sekali dan tidak mau kembali lagi,” kata dia.
MotoGP Mandalika akan digelar pada 27-29 September 2024. Pagelaran tersebut bakal menjadi acara inklusif, bukan hanya untuk para penggemar balap motor, melainkan juga seluruh lapisan masyarakat.
***Sumber detikoto “MotoGP Mandalika 2024 Sepi Peminat, Ini Biang Keroknya”.