Waspadanews.tv – Jahe atau Zingiber officinale adalah rempah-rempah populer yang banyak digunakan untuk bumbu masakan dan obat tradisional.
Jahe mengandung efek antiinflamasi yang berguna untuk mengurangi peradangan, seperti nyeri otot dan peradangan kronis lainnya.
Selain itu, jahe sudah lama digunakan sebagai obat antimual untuk membantu meredakan gangguan pencernaan, muntah, dan mual.
Biasanya, jahe dikonsumsi sebagai obat herbal dengan cara direbus dengan air dan diminum secara rutin Akan tetapi, tak semua orang boleh mengonsumsi air rebusan jahe. Sebab, pada beberapa kondisi, jahe dapat menyebabkan efek samping pada tubuh.
Lantas, siapa saja yang harus berhati-hati saat mengonsumsi air rebusan jahe?
Kelompok yang tak dianjurkan minum air rebusan jahe
Minum air rebusan jahe tampaknya aman bagi kebanyakan orang. Namun, beberapa orang dengan kondisi tertentu perlu mewaspadai konsumsi minuman tersebut.
Berikut kondisi dan kelompok orang yang tak dianjurkan minum air rebusan jahe:
1. Ibu hamil
Penelitian menemukan, mengonsumsi jahe dapat meredakan mual dan muntah pada beberapa wanita hamil, dikutip dari WebMD.
Namun, beberapa ahli khawatir jahe dapat meningkatkan risiko keguguran, terutama jika dikonsumsi dalam dosis tinggi.
Misalnya, mengonsumsi lebih dari 4 gram jahe per hari dalam bentuk apa pun dapat menyebabkan panas, kembung, sakit perut, dan mulut terbakar.
Oleh karena itu, ibu hamil perlu berkonsultasi dengan dokter tentang keamanan mengonsumsi jahe.
2. Sedang mengonsumsi obat pengencer darah
Menurut National Center for Complementary and Integrative Health, ada beberapa kekhawatiran bahwa jahe dapat mengganggu obat pengencer darah.
Obat pengencer darah umumnya dikonsumsi oleh orang yang menderita penyakit tertentu, seperti jantung koroner, gangguan irama jantung, kelainan jantung bawaan, dan emboli paru.
Meskipun penelitian belum dapat disimpulkan, orang yang mengonsumsi obat pengencer darah harus berbicara dengan dokter mereka sebelum minum air jahe, dikutip dari Medical News Today.
3. Pengidap hemofilia
Pengidap hemofilia juga disarankan untuk tidak mengonsumsi air rebusan jahe. Hemofilia adalah kondisi medis langka, yakni ketika darah sulit untuk mengalami pembekuan.
Hemofilia ditandai dengan memar pada tubuh, nyeri, dan pembengkakan sendi. Saat penderita hemofilia terluka, darah akan sulit untuk berhenti mengalir.
Alasan penderita hemofilia tak dianjurkan minum air jahe adalah kandungan sifat antikoagulan, zat yang digunakan untuk mencegah terjadinya pembekuan darah.
Apabila air rebusan jahe dikonsumsi oleh penderita hemofilia, hal itu dapat memicu risiko pendarahan.
4. Akan dan sedang menjalani operasi
Jahe dalam bentuk apa pun juga harus dihindari oleh mereka yang akan menjalani operasi atau pembedahan.
Pasalnya, senyawa antikoagulan dalam jahe dapat memperlambat proses pembekuan darah yang tentu tidak diinginkan.
Oleh karena itu, sebaiknya berhenti untuk mengonsumsi jahe, setidaknya dua minggu sebelum jadwal operasi.
5. Penderita diabetes
Penderita dabetes yang sedang mengonsumsi obat antidiabetes harus berhati-hati sebelum memutuskan untuk mengonsumsi air rebusan jahe.
Sebab, jahe dapat memengaruhi kadar insulin tubuh, sehingga dapat berinteraksi dengan obat diabetes tertentu.
Jika air rebusan jahe dikonsumsi bersamaan dengan obat diabetes, hal itu dapat menyebabkan gula darah menjadi rendah atau hipoglikemia.
Risiko interaksi obat meningkat pada penderita diabetes tipe 2 yang juga mengonsumsi obat untuk kondisi lain.
“Jahe tidak hanya berpotensi berinteraksi dengan obat diabetes, tetapi juga dengan obat antikoagulan dan obat tekanan darah,” kata juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics, Rahaf Al Bochi, dikutip dari Everyday Health.
6. Penderita batu empedu
Beberapa orang akan merasakan efek samping air rebusan jahe berupa sakit perut, buang gas, dan nyeri ulu hati, terutama jika dikonsumsi berlebihan.
Selain itu, bagi penderita batu empedu, para ahli merekomendasikan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi jahe, suplemen jahe, atau minum air jahe.
7. Orang dengan tekanan darah tinggi
Orang dengan tekanan darah tinggi perlu berhati-hati dalam mengonsumsi jahe dalam bentuk apa pun.
Alasannya bukan karena jahe meningkatkan tekanan darah, melainkan efek jahe yang dapat menurunkan tekanan darah dan meningkatkan risiko tekanan darah rendah atau detak jantung tidak teratur.
Oleh karena itu, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter sebelum mengonsumsi air rebusan jahe, bubuk jahe, atau suplemen jahe lainnya.
***Sumber Kompas.com “7 Kelompok Orang yang Harus Berhati-hati Saat Minum Air Rebusan Jahe”.