Sibolga – Ratusan kapal nelayan tak melaut di Sibolga, sejumlah pemilik kapal dan pengusaha perikanan di Sibolga serta Kabupaten Tapanuli Tengah, protes besaran pungutan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Pungutan Hasil Perikanan (PHP) yang tinggi, Harga Acuan Ikan (HAI) yang tidak sesuai dengan harga jual.
Mengakibatkan belasan ribu Anak Buah kapal (ABK) tak melaut dan mengangur.
Kondisi itu disampaikan Azlinda Hutagalung, salah seorang pengusaha kapal penangkap ikan di Sibolga, usai menunjukkan ratusan kapal yang tertambat di sejumlah steker pelabuhan, pada Sabtu (25/05/2024) siang.
AzLinda mengatakan, banyak kapal tak berangkat melaut disebabkan karena harga acuan patokan ikan yang ditentukan Kementerian Kelautan Dan Perikanan (KKP) di PP Nomor 85 Tahun 2021 dan menjadi acuan besaran pungutan tidak sesuai dengan harga ikan di daerah.
Menurutnya perbedaan harga acuan patokan ikan di Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah tergolong tinggi, dibandingkan dengan daerah seperti Jakarta yang mengakibatkan mereka sering merugi, ditambah lagi pada saat ini harga kebutuhan pokok seperti sembako naik semua.
Ini juga merupakan kebutuhan nelayan untuk melaut, serta harga ikan pada saat ini mengalami penurunan di Sibolga dan kabupaten Tapanuli sehingga pengusaha enggan memberangkatkan kapalnya kembali melaut.
Kita juga pengusaha ikan di Sibolga sebagian besar menjual ikannya ke Jakarta, nah kalau harga acuan patokan ikan di Jakarta lebih murah dari Sibolga dan Tapanuli Tengah, jadi gimana kita mau untung.
Akibatnya kita tidak cukup modal untuk berangkatkan kapal kembali melaut.
Linda berharap agar pihak terkait dapat meninjau dan melihat kondisi yang dialami oleh para nelayan saat ini, karena HAI atau patokan sesuai jenis itu belum tentu sesuai kualitas dan kuantitas dengan hasil tangkapan ikan oleh para nelayan.
Menanggapi hal tersebut Wakil Ketua DPRD Kota Sibolga Jamil Zebtumori yang turun langsung cek ke tangkahan kapal perikanan di wilayah Sibolga, dan Kabupaten Tapanuli Tengah meminta pemerintah daerah dan pusat agar memberikan perhatian khusus kepada pengusaha perikanan serta nelayan Sibolga dalam hal permasalahan yang dihadapi saat ini, jika ini dibiarkan maka berdampak pada perekonomian masyarakat Sibolga bisa-bisa terjadinya pengganguran secara besar-besaran.
Hingga saat ini ratusan kapal nelayan masih mogok melaut dan ditambatkan disejumlah dermaga perikanan yang ada di Sibolga dan kabupaten Tapanuli Tengah.
***(Cipta Karya)
Kunjungi Channel YouTube Waspada News Tv & mantan Wartawan Untuk Berita Menarik Lainnya.