Waspadanews.tv- Ada sederet faktor penyebab bullying yang bisa mendorong seseorang dalam melakukan perundungan.
Untuk diketahui, bullying adalah suatu bentuk perilaku agresif di mana seseorang dengan sengaja dan berulang kali menyebabkan cedera atau ketidaknyamanan pada orang lain.
Melansir American Psychological Association, tindakan bullying umumnya sering terjadi pada anak-anak usia sekolah. Tapi, tidak menutup kemungkinan orang dewasa mengalami hal ini.
Menurut Unicef, di Indonesia sendiri 2 dari 3 anak baik perempuan atau laki-laki berusia 13-17 tahun pernah mengalami setidaknya satu jenis kekerasan selama hidupnya. Jenis bullying bisa berupa kekerasan fisik, kata-kata atau verbal, pengucilan, dan lain-lain.
Tindakan negatif ini tentu dapat menimbulkan dampak yang berbahaya dan jangka panjang bagi korbannya, seperti depresi dan kecemasan, meningkatkan risiko penggunaan narkoba, penurunan prestasi, atau memicu anak menjadi pelaku bullying di masa depan.
Untuk itu, Anda perlu mengetahui apa saja penyebab bullying bisa terjadi beserta cara mencegahnya.
Apa penyebab bullying?
Penyebab terjadinya bullying yang mendasari pelaku perundungan terkadang berasal dari faktor tunggal atau beberapa faktor yang kompleks dan saling berkaitan.
Dinukil dari KVC Health System dan jurnal penelitian dan pengabdian pada masyarakat dari Universitas Padjajaran berjudul Faktor yang Mempengaruhi Remaja dalam Melakukan Bullying oleh Ela Zain Zakiyah, Sahadi Humaedi, dan Meilanny Budiarti Santoso, berikut faktornya:
– Kurangnya perhatian
Pelaku bullying, terutama remaja, terkadang menggunakan perundungan sebagai cara untuk mendapatkan perhatian dari orang lain ketika mereka tidak menerima perhatian yang mereka butuhkan di rumah.
– Rasa ingin mengendalikan
Dorongan atau keinginan untuk mengendalikan lingkungan sekitarnya, contohnya keinginan untuk menjadi populer di sekolah, membuat beberapa anak akan bertingkah seolah-olah bisa mengontrol orang lain untuk menarik perhatian teman-temannya.
– Meniru perilaku bulllying
Anak-anak yang kerap melihat orang lain melakukan perundungan atau tumbuh di lingkungan yang menormalisasi perundungan terkadang dapat meniru perilaku tersebut dan menjadi pelaku bullying.
– Korban bullying
Jika seorang anak mengalami bullying atau atau pernah menjadi korban kekerasan dari saudara atau orang sekitarnya, maka kemungkinan hal tersebut dapat mempengaruhi cara mereka memperlakukan orang-orang di sekitarnya.
– Salah paham dan kurang pemahaman
Ketika memiliki kesalahpahaman dalam berbagai hal dengan teman sebaya, beberapa remaja dapat terlibat dalam perilaku bullying karena kurangnya pemahaman tentang perbedaan latar belakang, budaya, dan penanda identitas lainnya.
– Dorongan dari teman sebaya
Beberapa anak melakukan bullying karena dorongan dari teman sebaya, sekaligus untuk membuktikan bahwa mereka bisa masuk dalam kelompok tertentu. Di beberapa kasus, terkadang pelaku sendiri merasa tidak nyaman dengan perilaku negatif tersebut.
– Faktor lingkungan sosial
Kondisi lingkungan sosial dapat menjadi penyebab timbulnya perilaku bullying. Salah satunya, faktor lingkungan sosial yang menyebabkan tindakan bullying adalah kemiskinan. Anak yang hidup dalam kemiskinan terkadang ada yang melakukan pemerasan terhadap siswa lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
– Pengaruh tayangan televisi dan media sosial
Tayangan di televisi dan media sosial juga dapat membentuk pola perilaku bullying. Survei pada 2006 memperlihatkan, 56,9 persen anak meniru adegan-adegan film yang ditontonnya, umumnya mereka meniru gerakan dan kata-kata dalam adengan tersebut.
Bagaimana cara mencegah bullying?
Seperti disinggung di atas, dampak bullying dapat menimbulkan efek yang berbahaya dan jangka panjang bagi anak-anak.
Maka dari itu, perlu dilakukan pencegahan bullying secara menyeluruh dan terpadu, dimulai dari anak, keluarga, dan lingkungan sekolah.
Melansir laman resmi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, berikut ini beberapa cara mencegah bullying:
– Pencegahan melalui anak
- Ajari anak agar mampu mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya bullying.
- Berikan edukasi kepada anak supaya mampu melawan ketika terjadi bullying pada dirinya.
- Anak harus mampu memberikan bantuan ketika melihat bullying terjadi. (melerai/mendamaikan, mendukung teman dengan mengembalikan kepercayaan, melaporkan kepada pihak sekolah atau orang tua).
– Pencegahan melalui keluarga
- Menanamkan nilai-nilai keagamaan dan mengajarkan kebaikan kepada orang lain.
- Memberikan lingkungan yang penuh kasih sayang sejak dini dengan memperlihatkan cara beinterakasi antar anggota keluarga.
- Membangun rasa percaya diri, keberanian, dan ketegasan anak serta mengembangkan kemampuan anak untuk bersosialiasi.
- Mengajarkan etika yang baik kepada orang lain dan berikan teguran mendidik jika anak melakukan kesalahan.
- Dampingi anak saat menerima informasi dari media televisi, internet, dan media elektronik lainnya.
– Pencegahan melalui sekolah
- Membangun komunikasi efektif antara guru dan murid.
- Memberikan edukasi mengenai perilaku bully di sekolah.
- Menciptakan suasana lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan kondusif.
- Menyediakan bantuan kepada murid yang menjadi korban bullying.
Untuk mengantisipasi penyebab bullying di atas, semua pihak perlu bergandengan tangan mengupayakan beberapa tindakan pencegahan di atas. Dengan begitu, mata rantai kekerasan ini bisa diputus sampai tuntas.
—(Kompas.com)
Kunjungi Channel YouTube Waspada News Tv & mantan Wartawan Untuk Berita Menarik Lainnya.