Okupasi lahan PT. Perkebunan Nusantara III di Kelurahan Gurilla Kecamatan Siantar Sitalasari Kota Pematang Siantar Sumatera Utara Selasa siang berakhir ricuh puluhan warga penggarap terlibat saling dorong dengan petugas Keamanan Perkebunan, TNI, Polri dan Satpol PP.
Pembebasan lahan milik PT. Perkebunan Nusantara III di Kelurahan Gurilla Kecamatan Siantar Sitalasari yang sempat dihentikan sementara selama dua pekan untuk memberikan kesempatan warga penggarap agar mendaftarkan diri mendapatkan tali asih berakhir ricuh.
Puluhan warga penggarap yang menolak tali asih berupaya menghadang alat berat hingga terlibat saling dorong dengan Petugas Keamanan Perkebunan, TNI, Polri dan Satuan Polisi Pamong Praja melihat bangunannya dihancurkan warga pun jatuh pingsan.
Kericuhan terjadi saat petugas gabungan mengerahkan alat berat untuk okupasi sejumlah bangunan yang masih berdiri di lahan milik PT. Perkebunan Nusantara III.
Puluhan warga berupaya melakukan perlawanan dengan menghadang alat berat kericuhan pun tidak terelakan puluhan petugas gabungan TNI, Polri, Satpol PP serta Petugas Keamanan Perkebunan terlibat saling dorong dengan puluhan warga yang menolak pemberian tali asih.
Namun karena kalah jumlah warga penggarap akhirnya tidak dapat berbuat banyak saat melihat bangunan rumahnya dihancurkan dengan alat berat beberapa warga sempat jatuh pingsan.
Menghindari hal yang tidak diinginkan petugas kemudian menghentikan okupasi dan memberikan kesempatan kepada warga yang masih bertahan di lahan tersebut agar secepatnya mendaftarkan diri untuk mendapatkan tali asih.
Menurut Doni Manurung Asisten PTPN III Kebun Bangun, PT. Perkebunan Nusantara III akan terus melakukan pembersihan lahan milik PT. Perkebunan Nusantara III dari warga penggarap dan diharapkan kepada warga penggarap agar secepatnya mendaftarkan diri untuk menerima tali asih sebelum batas waktu yang ditetapkan berakhir.
Areal lahan hak guna usaha PT. Perkebunan Nusantara III di Kecamatan Siantar Sitalasari yang akan dibebaskan seluas sembilan puluh satu hektar lebih dua puluh lima hektar nantinya akan digunakan untuk jalur jalan tol Pematang Siantar – Parapat sementara enam puluh enam hektar lebih akan diperuntukkan bagi pengembangan lahan kelapa sawit guna mendukung swasembada minyak goreng.
Kunjungi Channel YouTube Waspada News TV Untuk Berita Menarik Lainnya.