Sebagai ungkapan syukur kepada sang pencipta atas nikmat yang telah didapatkan dalam setahun Suku Batak Toba kepercayaan Parmalim melakukan tradisi upacara Sipaha Lima di Hutatinggi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Sumatera Utara.
Suku Batak Toba penganut aliran agama kepercayaan Parmalim memiliki budaya tersendiri untuk mengungkapkan rasa syukur kepada sang pencipta atas nikmat yang telah diberikan selama setahun.
Ucapan rasa syukur kepada sang pencipta dituangkan pada upacara Sipaha Lima.
Inilah tradisi ritual upacara Sipaha Lima penganut agama kepercayaan Parmalim yang merupakan aliran kepercayaan asli Suku Batak Toba di Hutatinggi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Sumatera Utara.
Merayakan upacara Sipaha Lima dalam kalender budaya Batak berarti pada bulan kelima penganut Parmalim melakukan kegiatan budaya tari sebagai simbol puji syukur dengan mengarak kerbau.
Dalam ritual Sipaha Lima masyarakat Parmalim menggelandang seekor kerbau ke tengah tengah altar sebagai kurban persembahan dimana kerbau tersebut dinamai Horbo Sitikko Tanduk Siopat Pisoran.
Para kaum laki laki dan wanita biasanya memakai busana yang berbeda khusus wanita menggunakan kebaya ulos sarung bahagian rambutnya di harnet sementara kaum pria memakai kain putih atau sorban diikat di atas kepala dan menggunakan ulos dan sarung bagi yang telah menikah.
Kegiatan ritual ini di ikuti orang tua anak anak serta remaja dengan diiringi musik Ogung Sabangunan umat Parmalim manortor atau menari Sahadotan mengiringi penyerahan persembahan kepada Tuhan.
Pada saat pelaksanaan setiap keluarga membawa persembahan ayam kambing yang telah dimasak serta jeruk purut diletakan di dalam sawan yang terlebih dahulu didoakan di dalam Balai Parsaktian.
Kemudian memanjatkan doa kepada leluhur untuk mengucap puji syukur kepada sang pencipta atau Oppung Mula Jadi Nabolon atas hasil bumi yang diperoleh selama setahun persembahan dalam upacara ritual yang digelar selama tiga hari.
Seluruh umat yang menghadiri ritual tidak dibolehkan memaki alas kaki di sekitar komplek peribadatan karena tempat peribadatan itu sakral dan kudus.
Tradisi ini dilakukan untuk menghormati para leluhur bagi penganut agama Parmalim upacara Sipaha Lima ini dimaknai upacara sakral dengan penuh kebersamaan.
Bagi Parmalim budaya bukan sekedar panduan spiritual namun merupakan suluh kehidupan sehari hari hari baik ditengah keluarga masyarakat bangsa dan negara.
Menurut Boyke Sitorus Humas Agama Parmalim upacara Sipaha Lima merupakan tradisi asli Suku Batak Toba yang memiliki aliran kepercayaan Malim dan merupakan ungkapan rasa syukur kepada sang pencipta atas nikmat yang telah didapat dalam setahun.
Tradisi upacara Sipaha Lima yang dilakukan Suku Batak pemeluk kepercayaan Parmalim di Hutatinggi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba ini telah dilakukan sejak ratusan tahun silam dan hingga kini masih terus dilestarikan.
Kunjungi Channel YouTube Waspada News TV Untuk Berita Menarik Lainnya.