Memasuki masa tanam padi di Kabupaten Labuhanbatu Utara para petani resah dan mengeluh jatah alokasi pupuk bersubsidi dari pemerintah pusat untuk para petani dikurangi hingga mencapai lima puluh persen lebih dari kebutuhan yang diajukan.
Hal ini membuat para petani kewalahan untuk memupuk tanaman padi yang baru ditanam bahkan mereka khawatir akan terancam gagal panen.
Guna mengantisipasi kekurangan pupuk para petani terpaksa membeli pupuk non subsidi dengan harga yang jauh lebih tinggi hingga mencapai enam ratus lima puluh ribu rupiah per karung.
Menurut Wagiono petani pada musim tanam padi tahun ini petani merasa kewalahan karena lebih lima puluh persen jatah pupuk subsidi untuk petani telah dikurangi oleh pemerintah pusat harga pupuk urea bersubsidi dari pemerintah berkisar seratus dua puluh ribu rupiah per karung sementara harga pupuk non subsidi harganya mencapai enam ratus lima puluh ribu rupiah per karung bila petani tidak mampu membeli dipastikan tanaman padi mereka akan gagal panen.
Sementara itu Kepala Bidang Sarana Dan Prasarana Dinas Pertanian Kabupaten Labuhanbatu Utara Baratuzakiah dari dua puluh empat ribu ton lebih pupuk subsidi yang diusulkan pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2022 sesuai RDKK kepada pemerintah pusat namun hanya sepuluh ribu enam ratus ton pupuk subsidi tahun 2022 yang terealisasikan.
Para petani kini berharap agar pemerintah pusat segera mencabut kebijakan pengurangan jatah alokasi pupuk bersubsidi di Kabupaten Labuhanbatu Utara agar tanaman padi mereka tidak gagal panen.
Kunjungi Channel YouTube Waspada News TV Untuk Berita Menarik Lainnya.