Sungguh memprihatinkan Tapanuli Utara menjadi zona merah kejahatan seksual menyusul terungkapnya peristiwa anak perempuan di bawah umur yang menjadi korban kejahatan ayah tirinya hingga melahirkan.
Satuan Reskrim Polres Tapanuli Utara akhirnya menangkap a-s di rumahnya beberapa hari setelah masuknya pengaduan dari seorang wanita tentang anak gadisnya berusia 14 tahun yang dihamili oleh tersangka yang selama ini berstatus ayah tiri korban.
Kejadian ini berawal bulan Mei 2021 lalu pelaku menyuruh korban untuk menggosok punggungnya namun kemudian memaksa korban untuk melakukan hubungan badan.
Setelah berhasil melampiaskan nafsunya a-s mengancam korban untuk tidak memberitahukan perbuatan nya kepada siapapun di bawah ancaman ini membuat pelaku bisa berulangkali melakukan aksi bejatnya.
Ibu korban mulai curiga melihat putrinya yang sering mual mual setelah diperiksa dokter ternyata korban sudah hamil tujuh bulan awalnya korban tidak berani mengungkapkannya sampai akhirnya korban diungsikan ke Balige dari Siborong-borong
Tersangka yang merasa aman tetap melanjutkan perbuatan bejatnya
terakhir sebelum korban dilarikan ke rumah sakit pelaku masih sempat melampiaskan nafsunya kemudian pelaku membawa korban untuk dirawat di rumah sakit umum Tapanuli Utara namun pada saat di perjalan korban melahirkan.
Kapolres Tapanuli Utara Akbp Ronald Sipayung mengatakan kasus tersebut sudah ditangani secara serius semenjak dilaporkan oleh ibu korban pada tanggal 12 Juni 2022 saat ini korban sudah dirawat oleh ayah kandungnya di Kabupaten Tapanuli Selatan.
Pelaku akan dikenakan undang undang perlindungan anak pasal 76D pasal 81 ayat 1 ayat 2 ayat 3 UU RI no 17 tahun 2016 dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.
Arist Merdeka Sirait dari Komnas Perlindungan Anak mengaku sangat prihatin dengan kejadian ini.
Terungkapnya kasus ini membuat Kabupaten Tapanuli Utara menjadi zona merah kejahatan seksual terhadap anak di bawah umur.
