Banjir Masih Bertahan Di Kota Tebing Tinggi

Mesti Baca

Tiga dari sebelas oknum polisi dan 2 orang warga sipil dijatuhi hukuman mati oleh Majlis Hukum Pengadilan Negeri Tanjung Balai, mereka dituduh menggelapkan barang bukti Sabu-sabu sebanyak 19 kilogram.

Amar putusan terhadap lima orang terdakwa yang diganjar hukuman mati ini merupakan bagian dari jaringan narkoba international yang melibatkan 11 orang anggota Kepolisian Polres Tanjung Balai Sumatera Utara.

Dalam keterangannya juru bicara Pengadilan Negeri Tanjung Balai Joshua Sumanti menyebutkan tiga orang anggota Kepolisian Resort Tanjung Balai tersebut adalah Tuharno, Wariono dan Agung, sementara dua warga sipil adalah Hasanul dan Supandi yang berprofesi sebagai nelayan.

Disebutkan Tuharno merupakan otak dari penggelapan barang bukti hasil tangkapan sebanyak 19 kilogram sabu, kemudian Tuharno mengajak Wariono untuk bekerjasama menjual barang bukti hasil tangkapan dari terdakwa Hasanul dan Supandi, kedua terdakwa ini yang membawa barang haram itu dari Malaysia.

waspadanews.tv

“Pada hari ini kami majlis hakim dari Pengadilan Negeri Tanjung Balai telah menjatuhkan pidana mati terhadap 5 orang terdakwa, masing-masing bernama Hasanul Arifin, *** supandi yang mana kedua ini merupakan nelayan ataupun warga sipil yang menjemput narkotika jenis sabu di tengah laut, perbatasan dari Indonesia – Malaysia.

Gelapkan 19 Kg Sabu 3 Oknum Polisi Divonis Mati
Gelapkan 19 Kg Sabu 3 Oknum Polisi Divonis Mati

Selanjutnya ada 3 orang lebih lanjut, masing-masing atas nama Tuharno, yang kedua atasnama Wariono alias Wario, yang ketiga atas nama Agung Sugianto Putra, yang ketiganya ini merupakan anggota Kepolisian Republik Indonesia.

Untuk Sutarno berdinas di Satpolairud Polres Tanjung Balai, sedangkan yang bernama Wariono dan Agung Sugianto Putra masing-masing berdinas di sat*** Polres Tanjung Balai. ” Joshua Sumanti – Juru Bicara PN Tanjung Balai

Sementara 8 anggota kepolisian lainnya yang disidang secara terpisah akan menerima putusan dalam sidang 15 Pebruari mendatang di pengadilan yang sama.


Hingga Jumat sore banjir masih menggenangi sebagian besar wilayah Kota Tebing Tinggi Sumatera Utara. Banjir akibat luapan sungai Padan dan Sungai Bahilang ini merupakan peristiwa tahunan di kota Lemang itu.

Hingga Jumat sore banjir masih menggenangi sebagian besar wilayah Kota Tebing Tinggi
Hingga Jumat sore banjir masih menggenangi sebagian besar wilayah Kota Tebing Tinggi

Meski sebagian mulai surut namun banjir akibat luapan sungai Padang dan Sungai Bahilang masih bertahan. Wargapun masih menunggu dengan was-was kalau-kalau hujan kembali mengucur deras, seperti di Kelurahan Persiakan jalan Thamrin ketinggian air di daerah ini mencapai lutut orang dewasa.

Banjir di kota Tebing Tinggi yang terjadi sejak Kamis siang melanda 5 kecamatan, kecamatan Padang Hulu, Padang Hilir, Bajenis, Rambutan serta kecamatan Tebing Tinggi Kota.

Sedikitnya 1.300 kepala keluarga yang terdampak banjir di kota Tebing Tinggi.

waspadanews.tv

“Bencana banjir ini sudah mulai dari semalam itu sekitar siang sampai saat ini. Itu banjir dari luapan sungai Padang, sekarang ini sungai Bahilang, jadi banjir masih terjadi di sungai Bahilang, di sungai Padang itu sudah mulai surut. Lebih kurang 1.292 KK (yang terdampak banjir). ” Tora Daeng Masaro – Kepala BPBD Kota Tebing Tinggi

Hingga Jumat siang warga korban banjir masih memilih bertahan di rumah masing-masing. Sementara tim Badan Penanggulanan Bencana Daerah Tebing Tinggi masih melakukan pendataan.


Akibat guyuran hujan deras sejak Rabu malam sebuah tanggul sungai jebol di Desa Patane IV Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Sumatera Utara. Seratusan hektare tanaman padi warga terancam puso.

Akibat derasnya hujan di Kabupaten Toba sejak Rabu malam menyebabkan jebolnya tanggul sungai dan terjangan air merendam ratusan hektare areal persawahan, tanaman padi yang baru berumur 2 pekan, nyaris tidak terlihat lagi.

Sebuah tanggul sungai jebol di Desa Patane IV Kecamatan Porsea
Sebuah tanggul sungai jebol di Desa Patane IV Kecamatan Porsea

Genangan air juga merendam badan jalan desa dan menjebol kolam-kolam ikan warga. Pemerintah kabupaten Toba sejauh ini belum melakukan tindakan apa-apa terhadap tanggul yang jebol tersebut.

“Kejadiannya jam 10 malam karena derasnya hujan, tanggul yang sudah pecah kian, pecah lagi.

Simson Sirait – Petani

Makanya kami ngga bisa lagi nanam padi dan semua bibit padi kami telah tertimbun tanah, kira-kira luasnya persawahan kami ini namanya Pattare di Desa Patane IV, ini kira-kira lebih kurang 100 hektare, ini kerugian dari Desa Patane IV ini.” Simson Sirait – Petani

Jebolnya tanggul ini sebelumnya pernah terjadi akhir Desember 2021 yang lalu, para petani berharap pemerintah kabupaten Toba segera memperbaiki tanggul yang jebol tersebut, agar tanaman padi petani tidak terancam puso.

Block title

- Advertisement - spot_img

Leave a Reply

- Advertisement - spot_img

Berita Baru

Discover more from WASPADANEWS.TV

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading