Tie kue atau kue bakul adalah panganan khas masyarakat Tionghoa di saat merayakan Imlek. Salah satu sentra pembuatan kue bakul di Medan Sumatera Utara memproduksi kue bakul hingga satu ton.
Seperti tahun-tahun sebelumnya setiap kali menjelang perayaan Imlek sentra produksi kue bakul di jalan Merbau Kota Medan ini sibuk memproduksi kue bakul. Dalam sehari rumah produksi ini bisa mencetak ribuan potong kue bakul.
Kue bakul atau dalam bahasa Hokkien disebut tie kue terbuat dari tepung pulut dan gula pasir kue khas Imlek yang satu ini pada umumnya berbentuk bulat bercita rasa manis dan lembut.
Bagi masyarakat etnis Tionghoa panganan satu ini wajib ada tiap perayaan Imlek untuk dimakan bersama keluarga dan dibagikan kepada saudara tetangga serta untuk sajian sembahyang ke Vihara.
Dalam tradisi masyarakat Tionghoa kue bakul memiliki makna yang cukup dalam, di antaranya keakraban keharmonisan dan kebersamaan. Karena itu kue bakul paling banyak diburu tiap kali menjelang Imlek.
Meski masih masa pandemi salah seorang pengusaha kue bakul mengaku masih bisa memproduksi hingga satu ton kue bakul.
“Untuk pembuatan kue bakul, dari bahannya dari ketan pulut dan gula pasir. Setelah itu ketan pulutnya diadon dengan gula pasir sampai merata, hingga masuk ke tahap selanjutnya pengukusan. Setelah masak di mixer, setelah itu disusun di rak hingga mengering. Butuh waktu 2 hari untuk pembuatannya.
Untuk tahun ini kurang lebih satu ton lebih, harga berkisar dari 50 ribu hingga 200 ribu rupiah.”
Mardian – Pengusaha Kue Bakul
Untuk satu kotak kue bakul ini dibanderol dengan harga lima puluh ribu rupiah untuk ukuran kotak kecil dan dua ratus ribu rupiah untuk kotak besar.
Perayaan Imlek juga memiliki tradisi bunga, sebab bunga identik dengan rezeki dan pembawa kemakmuran. Momen ini menjadi kesempatan bagi pengusaha dan pengrajin bunga hias di kabupaten Asahan untuk mendapatkan pesanan.
Bunga hias jenis Sakura Paciran dan Pussy Willow yang dianggap menjadi simbol kemakmuran,
waspadanews.tv
diburu warga tionghoa menjelang perayaan imlek di Kabupaten Asahan.
Seperti perajin bunga di toko Wien Wien di jalan Imam Bonjol Kisaran, sepekan terakhir dibanjiri pesanan bunga hias Sakura, pohon Paciran serta bunga Pussy Willows.
Menurut pengrajin bunga hias Lie Chen, bunga-bunga ini memiliki filosofi sebagai pohon pembawa rezeki dan membawa kemakmuran. Pohon pohon ini biasanya tumbuh dan berkembang di musim tertentu hanya satu kali dalam setahun.
Satu vas bunga cantik yang ada di tokonya dijual Lie Chen dengan harga bervariasi, mulai dari seratus lima puluh ribu rupiah hingga satu juta rupiah.