Penempatan lokasi ibu kota merupakan pilihan penting yang harus dilakukan oleh pemimpin sebuah negara. Karena, ibu kota harus memiliki sejumlah syarat ketat, di antaranya terletak di pusat negara dan mudah dijaga. Sebagai contoh, Myanmar pada 2005 memindahkan ibu kotanya dari Yangon ke Naypyitaw. Itu karena ibu kota baru tersebut berlokasi di tengah negara dan jauh dari ancaman badai tropis yang kerap melanda. Begitu juga Brasil yang memindahkan ibu kotanya dari Rio de Janeiro ke Brasilia di tahun 1960-an.
DPR-RI pada Selasa 18 Januari lalu resmi mengesahkan Undang-undang Ibu Kota Negara setelah rancangannya disiapkan dalam waktu yang cepat. Apa yang mendasari pemerintahan Presiden Joko Widodo memindahkan ibu kota dari Jakarta menuju Nusantara? Berikut alasannya..
1. Pulau Jawa Penuh Sesak.
Pulau Jawa saat ini menampung 145 juta jiwa, atau lebih dari 60% dari total 270 juta penduduk. Hal itu menjadikan Jawa sebagai pulau terpadat di Dunia. Sebagai perbandingan, penduduk di Pulau Jawa lebih banyak dari penduduk Rusia, yang wilayahnya 123 kali lebih besar.
2. Jakarta macet parah.
Jakarta dianggap sudah tidak mampu lagi menampung lonjakan penduduk dan memiliki segudang masalah, mulai dari kemacetan, banjir, hingga ekologi.
Tercatat di Jakarta saat ini ada 5 juta mobil dan 13 juta sepedamotor yang setiap harinya memadati jalanan. Hal itu berujung pada kemacetan yang tak dapat dihindari.
Diperkirakan, penduduk Jakarta menghabiskan 10 tahun dari waktu hidupnya dalam kemacetan.
waspadanews.tv
Pada tahun 2030, diperkirakan bakal ada 45 juta orang yang tinggal di Jakarta.
3. Buruknya kualitas udara.
Belum lagi kualitas udara yang sangat buruk menghantui penduduk Jakarta. Pada 2021 lalu, 172 hari di tahun itu dianggap tidak sehat bagi warga untuk keluar rumah.
4. Jakarta tenggelam.
Seperti Mexico City dan Venice, Jakarta menghadapi ancaman bakal tenggelam. Itu karena Jakarta dibangun di rawa-rawa.
13 sungai mengalir di Jakarta, tapi kini tak ada satupun yang bisa digunakan untuk minum. Akses air bersih hanya tersedia untuk 60% penduduk, sementara sisanya terpaksa menggunakan air tanah. Hal itu berakibat pada turunnya permukaan tanah, belum lagi maraknya pembangunan gedung-gedung bertingkat yang menghabiskan tanah serapan serta memberikan tekanan yang cukup tinggi sehingga membuat tanah semakin ambles.
Tanah di Jakarta tenggelam 1 cm hingga 25 cm setiap tahunnya.
waspadanews.tv
Diperkirakan saat ini 40% wilayah di Jakarta berada di bawah permukaan air.
5. Jauh dari ancaman gunung api.
Saat ini ada 127 gunung api aktif yang tersebar, namun tak ada satupun di Kalimantan. Hal itu menjadikannya aman untuk digunakan sebagai ibu kota negara.
6. Terletak tepat di tengah negara.
Ibu kota baru yang namanya telah ditetapkan sebagai Nusantara itu akan berada tepat di tengah-tengah Indonesia. Juga tercatat ada 5 kota yang sedang berkembang di sekitarnya.
Indonesia ke depannya akan menciptakan ibu kota dengan luas wilayah sekitar 1.100 kilometer persegi, sedikit lebih besar dari London di Inggris.
Itulah enam alasan mengapa pemerintah memindahkan ibu kota negara ke Kalimantan.
Terima kasih telah bersama Waspada News TV pemirsa, sampai bertemu di tayangan selanjutnya. Sampai jumpa..